Andai saja bahagia itu tidak bersyarat, maka bunga mawar tidak perlu berduri

Minggu, 01 Juli 2012

Sebuah surat, dari ibu dan ayah…


Anakku,
Ketika aku menua, kuberharap kamu mengerti dan bersabarlah denganku
Ketika aku memecahkan piring atau menumpahkan sup di meja karena rabunku.
Kuberharap kamu tidak berteriak kepadaku
Seringkali, ketika kami beranjak menua, kami terlalu sensitif. Kasihanilah kami.



Ketika pendengaranku melemah dan kurang jelas tentang apa yang kamu bicarakan.
Kuberharap kamu tidak mengatakan tuli kepadaku.
Tolong ulangi perkataanmu atau tuliskanlah diselembar kertas.
Maafkan aku, anakku.
Aku telah menua.

Ketika lutut ini mulai gemetar dan melemah, kuberharap kau teguhkan aku, agar aku bisa berdiri tegak.
Seperti halnya ketika kamu dulu masih kecil.
Bagaimana aku membimbingmu untuk berjalan. Papahlah aku.

Ketika aku berbicara laksana kaset rusak.
Kuberharap kau tetap mendengarkanku.
Tolong jangan berolok didepanku atau merasa sakit ketika mendengarkanku. Sakit hatiku melihatnya…
Apakah kamu ingat saat kamu kecil, ketika itu kamu meminta balon, dan kamu merengek berulang - ulang agar mendapatkan apa yang kamu inginkan?

Tolong maafkan juga bau badanku
Bauku laksana bau tanah.
Jangan paksa aku mandi. Tubuhku terlalu lemah.
Ketika tubuh menua, dengan mudahnya tubuh ini sakit ketika dingin.
Kuberharap aku tidak mengotori kamu.

Masih ingatkah kamu ketika kamu kecil dulu?
Biasanya kita berkejar – kejaran, ketika kamu hendak disuruh mandi.
Kuberharap kamu bersabar ketika aku cerewet dan rewel.
Itu bagian dari penuaan.
Kamu akan tahu rasanya nanti…

Jika kamu punya waktu luang, kuberharap kita bisa bercerita bersama
Walau dalam hitungan menit.
Aku selalu ada setiap saat, tapi tak ada respon darimu.
Kamu menghiraukanku.
Aku tahu kamu begitu sibuk dengan pekerjaanmu,
Pun jika kamu tidak tertarik dengan ceritaku, luangkanlah sedikit waktu untukku.
Masih ingatkah ketika ketika kamu kecil dulu?
Aku selalu ada untuk mendengarkan ceritamu tentang boneka kesayanganmu…

Dan bila saatnya tiba.
Dan aku terbaring dengan lemahnya 
Kuberharap kau selalu setia menjagaku, memerdulikanku…

Maafkan aku
Jika aku pipis di tempat tidur
Kuberharap kamu bersabar di detik - detik terakhirku, waktu yang tinggal sedikit dalam hidupku.
Tak akan lama lagi.

Dan ketika ajalku datang
Kuberharap kamu mendekap erat tanganku dan berikan aku kekuatan untuk menghadapi kematian ini.
Jangan khawatir
Ketika aku berjumpa dengan Tuhan nanti
Ku akan berbisik kepada-Nya
Agar kamu bahagia…

Karena kau mencintai ibu dan ayahmu
Terima kasih bila masih mau memerdulikanku

Kami mencintaimu, dengan sangat.
Ibu dan ayah
_________________________________________________
Diterjemahkan dari sebuah pesan indah
Dikeheningan malam di laboratorium kimia organik dan katalisis
0

0 comments:

Posting Komentar

Popular Posts