Andai saja bahagia itu tidak bersyarat, maka bunga mawar tidak perlu berduri

Selasa, 22 Oktober 2013

Mengapa aku memilih jalan ta’aruf

Wanita itu dinikahi karena empat perkara: Karena hartanya, kemuliaan nasabnya, kecantikannya dan agamanya. Maka nikahilah wanita yang baik agamanya niscaya kamu beruntung. (HR. Muslim 2/1086).

Hidup diharuskan memilih dan bertanggungjawablah atas pilihan dengan konsekuensi yang ada.
Allah SWT telah mengingatkan kita dalam Alqur’anul Aziz bahwa kita terlarang untuk mendekati zina. Digarisbawahi Allah mengatakan dengan kata MENDEKATI. Hal ini berarti mendekati saja Allah SWT melarang. Apa bentuk lumrah dari mendekati zina, tidak lain adalah pacaran. Karena surat QS Az Zariyat: 56 dan QS An Nisa: 59 maka saya putuskan untuk tidak pacaran.
Untuk menfasilitasi agar saya bisa mendapatkan pasangan yang sesuai, islam dengan mudahnya telah memberikan jalur yang syar’i atas apa yang bisa dilakukan yakni dengan jalur Taaruf.
Satu hal yang penting, murabbi/ah adalah bukan satu – satunya faktor penentu. Semua atas kerjasama banyak pihak. Ridha Allah, Ridha orang tua, Tahajjud, baca CV dll adalah faktor yang bisa menerima/menolak suatu lamaran taaruf.
Murabbi/ah disini bertindak sebagai filter pertama dalam upaya pendekatan. Dalam kasus ini saya telah mempercayakan Akh Hadi Teguh Yudistira sebagai murabbi saya, karena beliau yang tahu banyak tentang saya.

Silakan menghubungi murabbi saya, jika ingin berkenalan dengan saya di: hadi.yudistira@gmail.com. Sebagai informasi beliau adalah mantan ketua IMUSKA (http://imuska.org/web/) dan beliau sekarang sedang menjalani Postdoc di Tiongkok. 

Hadi Teguh Yudistira

Demikian,
Wallahu a’lam bissawab.

@bie, Barcelona.


0

0 comments:

Posting Komentar

Popular Posts