Andai saja bahagia itu tidak bersyarat, maka bunga mawar tidak perlu berduri

Minggu, 15 April 2007

DINGIN DALAM HATI


Enam manusia terperangkap dalam suatu kebetulan,
dalam udara dingin yang menusuk, masing-masing memiliki
sepotong kayu, atau begitulah katanya.

Api unggunnya perlu diberikan kayu lagi, orang yang pertama
mengeraskan hatinya, karena diantara wajah-wajah yang
mengelilingi api itu, ia lihat satu orang berkulit hitam.

Orang berikutnya melihat seseorang yang bukan dari kampungnya,
dan tidak rela memberikan kayunya.

Yang ketiga duduk dengan pakaian compang-camping,
ia tutup jaketnya rapat-rapat, kenapa ia harus mengorbankan
kayunya demi menghangatkan orang kaya?

Yang kaya duduk diam membayangkan kekayaan yang dimilikinya,
dan bagaimana caranya mempertahankan miliknya dari
orang miskin pemalas itu.

Wajah yang berkulit hitam itu mencerminkan hasrat menuntut
balas sementara apinya mati, karena yang ia lihat pada kayunya adalah
peluang untuk menuntut balas terhadap orang berkulit putih.

Orang terakhir dalam kelompok yang malang ini tidak mau berbuat
apa-apa kecuali ada untungnya, memberi hanya kepada mereka
yang memberi lebih dahulu, adalah prinsipnya.

Kayu-kayu mereka, yang mereka pegang erat-erat dalam
tangan kaku mereka, membuktikan dosa mereka, mereka bukan mati akibat
udara dingin di luar. Mereka mati karena dingin dalam hati.

0

0 comments:

Posting Komentar

Popular Posts