Andai saja bahagia itu tidak bersyarat, maka bunga mawar tidak perlu berduri

Rabu, 21 Januari 2015

[Puisi 2] Andai engkau datang kembali


Kompak sekali, angin itu mengintipku malam ini,
Penuh sindiran dan tatapan binar.
Aku melihatnya dipojok sofa berwarna merah. 
Dia tidak berani menampakan diri, karena takut kuusir.
Celotehannya terdengar ditelingaku

Datanglah debu berjalan di tembok tembok lusuh
Karpet hijau yang bersih, menjadi sedikit ternoda olehnya.
Mereka mengintipku juga, dan aku tahu itu.
Celotehanya terdengar ditelingaku

Asyiknya bila kamu ada bersamaku.
Pastinya mereka tidak akan mengolokku 
Ayah, andai engkau datang kembali
0

0 comments:

Posting Komentar

Popular Posts