Andai saja bahagia itu tidak bersyarat, maka bunga mawar tidak perlu berduri

Senin, 23 Mei 2016

Diversitas ilmu

Kata orang, semakin tinggi jenjang kuliah maka semakin sempit área atau kefokusannya. Setelah menjalani hingga jenjang kuliah seperti ini, rasa – rasanya tidak ada perbedaan yang berarti. Saya yang berlatar belakang kimia pun harus tahu program komputasi, organ – organ biologi, rumus fisika atau bahkan yang bersinggungan dengan hukum bisa jadi dia akan mempelajari hukum juga.

Salah satunya adalah saya, awalnya masuk teknik kimia semua ilmu masuk meski bisa dikatakan tidak semua. Saat menyusun skripsi yang tebalnya ¾ rim, saat itulah saya sadar bahwa teknik kimia adalah ilmu yang tidak bisa dipisahkan dari lainnya. Praprancangan pabrik sodium sulfida, mulai dari desain reaktor, pasal – pasal, manajemen perusahaan, gambar teknik, ulasan bahan, dampak lingkungan hingga pemasaran yang semuanya diramu dalam sebuah sastra penulisan serta disampaikan dalam sebuah komunikasi.

Kini ketika saat penelitian yang notabene hanya bersumber pada síntesis dan pemanfaatan nanomaterial. Ilmu – ilmu lainnya wajib mendukung seperti komputasi proses, biokimia tubuh, ilmu kanker, statistika, rekayasa genetika, kimia radiasi, mikrobiologi bakteri, ilmu penyakit bahkan dua minggu harus menghadiri short course di Universidad de Zaragoza hanya untuk belajar siklus menstruasi wanita dalam hal kaitannya dengan kanker darah dan metabolisme penyakit jarang. Padahal intinya adalah nanomaterial.
Mau tidak mau demi selesainya sebuah jenjang kuliah maka ilmu – ilmu yang terkait harus dilahap. Kenyataan yang harus diterima.

Terimalah kenyataan bahwa ketika adik – adik kelak memutuskan untuk mengambil jurusan tertentu, adik – adik tidak akan terlepas dari ilmu lainnya. Belajar mencintai ilmu yang tidak disukai. Karena ilmu itu tidak bersalah, yang salah adalah pengajarannya.


Aku berdansa diujung gelisah #RomanPicisan
0

0 comments:

Posting Komentar

Popular Posts