Andai saja bahagia itu tidak bersyarat, maka bunga mawar tidak perlu berduri

Senin, 23 Mei 2016

Secangkir kopi, segelas teh

Acapkali beda negara beda pula penerimaannya, maka benarlah peribahasa kita, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.

Spanyol menawarkan makna secangkir kopi atau segelas teh sesuai dengan makna aslinya. Minum, ngobrol – ngobrol, jauh dari topik riset. Sesekali gelak tawa profesor, senior dan sesama labmates hanya menghasilkan tawa yang putus dititik. Tidak ada korelasi apapun. Kebiasaan minum kopi sekitar jam 11 siang dan jam 03 sore adalah bisa dikatakan rutin dilaksanakan. Sekadar melepas penat, menganalisis jalannya pertandingan bola atau mengeluarkan joke yang #Jayus bin garing dalam bahasa inggris yang#Bulepotan dari senior atau labmates namun mampu memperlihatkan gelak tawa hingga terlihat gusi yang merah segar. Cemilan cookis atau apapun itu dari vending machine terkadang juga menemani seruputan kopi atau teh.

Lain halnya dengan Luxembourg, mereka mengemas ritual secangkir kopi atau segelas teh dengan tujuan tertentu. Khususnya untuk#Kulilaboratorium, ketika ada ritual itu, pembicaraan tentang riset, kemajuan riset, rencana kedepan, kabar dunia, kabar keluarga, bencana tsunami, krisis global atau liburan kemana menjadi tujuan – tujuan untuk ngobrol bersama kopi atau teh sambil menghilangkan penat sesaat. Namun utamanya tentang kemajuan riset yang dibungkus dengan nyaman, saling silang ide, masukan dan lainnya. Pada intinya kopi atau teh di Luxembourg menjadi alasan untuk rehat sejenak sambil bertukar ide yang baru tentang riset yang dibungkus dengan nyaman, segar dan penuh masukan.

Di Korea selatan menyugukan kopi atau teh mempunyai makna yang total berbeda. Kopi atau teh dianggap minuman paling mengerikan bagi junior terhadap senior, senior terhadap profesor atau bawahan terhadap atasan. Kopi atau teh adalah simbol adanya ketidakberesan. Salah apa lagi atau kurang datakah menjadi tanda tanya dalam benak tatkala ada senior, atasan atau profesor meminta untuk menemaninya untuk menyeruput kopi atau teh. Seringnya bahkan kopi atau teh tersebut kita yang membuatkan, dengan menanyakan untuk berapa orang dengan gelas yang mereka punyai masing – masing. Junior yang baru datang tentulah akan terkaget – kaget dengan ritual ini yang belum lazim ia rasakan sehingga lambat laun kopi atau teh akan menjadi momok minuman simbol ketidakberesan akan suatu hal.

Indonesia? Tentunya masih segar di ingatan kita tentang minum kopi bareng si #Anida.

Meski hanya secangkir kopi atau segelas teh namun pemaknaannya berbeda – beda disetiap negara yang pernah kudiami.


Ngopi atau ngeteh yuk!!!


Sambil nunggu western blotting analysis
Yang terkantuk – kantuk karena tiada orang
Hanya serbuk #KaliumSianida yang ada dipojokan
Mengintip dari tirai nomor dua.

Deal or no deal
0

0 comments:

Posting Komentar

Popular Posts