Andai saja bahagia itu tidak bersyarat, maka bunga mawar tidak perlu berduri

Senin, 23 Mei 2016

Lakon seorang peneliti: kamu pernah datang dan kamu sangat patuh

Saya telah sadar bahwa dunia saya hanyalah dunia dibalik layar, dimana labu Erlenmeyer dan gelas – gelas kaca #NiaDaniaty beradu dengan cairan – cairan racun, sampel – sampel karsinogenik, buku – buku tebal yang tak romantis ataupun puitis dan segelas teh. Paduan Ms. Excel, Word dan PPT menjadi program komputer utama mengantarkan kata demi kata, ide demi ide yang bersatu dalam satu bundel yang disebut laporan penelitian. Menyingkirkan ego pribadi, melawan lelahnya kantuk, bersinggungan dengan sampel menjijikan, terhirup gas yang membuat pening kepala disaat pikiran harus selalu segar hingga mondar mandir melintasi zona waktu yang berbeza (ala #SitiNurhaliza) adalah salah satu dari sekian pengorbanan yang meramu seorang peneliti menjadi berguna yang teralamatkan pada dihasilkannya sebuah produk konkret demi kemashlahatan #Ummat.

Apakah ini menjadi jalan jihadku? Entahlah… Setidaknya kuniatkan demikian.

Sejak kemarin hingga ditutup hari ini saya belajar banyak tentang arti menjadi seorang peneliti dan jiwa peneliti. Berakhir sudah lawatan empat profesor, satu diantaranya adalah profesor emeritus didampingi empat asisten dari masing – masing negaranya guna bertemu dan berdiskusi dalam satu forum. Sebut saja kongsi penelitian.
Saya yang hanyalah anak #BawangPutih diminta untuk mendampingi profesor untuk mencatat poin penting serta merekam audio diskusi untuk bahan laporan ke Uni Eropa dan WHO menjadi pelajaran penting bagi saya di masa – masa karir sebagai peneliti. Di dalam forum tersebut, profesor saya getol menyuarakan ide, tindakan dan gambaran rencana kedepannya. Tak kalah serunya profesor dari Luxembourg, Portugal dan Uzbekistan yang didampingi masing – masing asistennya bertukar informasi dan mencatat segala informasi yang hilir mudik tertuang dalam forum itu. Saya merasa beruntung ditunjuk sebagai asisten, mendampingi profesor saya yang mewakili Spanyol dalam forum tersebut sehingga mengenal arti profesionalisme dalam sebuah dunia penelitian.

Topik penelitian yang didasari oleh penanggulangan penyakit tumor otak mulai dari pendeteksian hingga pengobatanlah yang menghimpun empat negara tersebut dalam satu kongsi. Saya meminjam kutipan seorang teman; I travel with my brain. Kutipan itu mampu menggambarkan keadaan yang ada.

Lima profesor termasuk profesor saya mempunyai keahlian yang berbeda – beda mulai dari pakar kimia kedokteran nuklir, pakar ilmu penyakit jarang, ahli genetika dan punggawa dibidang nanomaterial bersatu dalam satu forum itu. Menjadi seorang peneliti mengharuskan ia harus mampu bekerjasama dengan peneliti lain guna menghasilkan satu produk yang baik dari pelbagai sisi.

Beberapa kali mengunjungi Luxembourg dan seringnya bolak – balik Portugal hanya demi sampling rawmat dan analisis saya perturutkan dalam beberapa bulan ini. Dalam upaya terus menjaga agar penelitian ini berjalan sebagaimana mestinya. Hingga dicapailah kesepakatan kemarin dan hari ini menjadi sebuah hari – hari diskusi tentang apa yang telah, sedang dan akan dilakukan. Hari pertama diisi dengan diskusi dan pemaparan rencana sedangkan hari kedua ini begitu me #Lelah kan dikarenakan profesor dan saya berkeliling ke pusat riset kami dan menjelaskan kepada mereka tentang fasilitas yang ada. Kunjungan ini bertujuan untuk mempertegas kesiapan fasilitas guna mendukung riset yang terus berjalan ini. Saling berkunjung untuk sebuah kesepakatan kongsi riset. Begitulah intinya.

Satu hal yang membuatku tegar menjalani semua ini adalah senyum dari mereka para pengidap penyakit, kesakitan teman – teman saya yang telah terenggut nyawanya serta ucapan bangga dari mereka yang mengatakan: kamu pernah datang dan kamu sangat patuh.

Berlabuh di rabu senja
Pinggiran laut mediterania

Barcelona
0

0 comments:

Posting Komentar

Popular Posts