Andai saja bahagia itu tidak bersyarat, maka bunga mawar tidak perlu berduri

Kamis, 02 Mei 2013

[Demi tak lagi meneteskan airmata ibu]


Satu waktu ibu menangis yang abi tak tahu sebabnya mengapa, itu terjadi sewaktu abi kecil dulu, barangkali abi tidak seperti anak lain yang dengan mudahnya membeli mainan sewaktu anak – anak dan memang abi tidak terlalu suka mainan, seperlunya saja, kalau bisa dibuat dari bahan – bahan sederhana mengapa harus beli. Mainan abi pun sewaktu kecil tidak jauh dari permainan tradisional. Tapi entah mengapa waktu itu ibuku menangis.
Aku juga bukan anak kecil yang pandai merengek untuk dibelikan sesuatu, karena sedari kecil aku sadar aku bukanlah orang yang berada. Makanya abi pun tak banyak tingkah. Tapi mengapa waktu itu ibuku menangis.
Namun aku menyadari sewaktu aku terus menjalani hari – hari setelah itu, abi tahu bahwa himpitan hiduplah yang membuat ibuku menangis. Maka mulai dari itu, aku tidak mau membuat ibuku menangis lagi, memang bukan aku sebabnya, tapi aku tak mau airmata ibuku tertumpah dengan gratis. Aku sadar aku harus berjuang dan kesadaranku itu sudah kutanamkan sejak SD! Ya sejak SD aku mulai sadar, dimana anak – anak lain bermain dengan riangnya tanpa memerdulikan masa depan sedang aku harus segera berjuang demi masa depan.
Abi memang suka bermain, tapi abi juga sempatkan untuk belajar, belajar dikampung itu tidaklah mudah, buku – buku pun sulit, pinjang tetangga dan utamanya tidak ada yang mau mengajari bukan karena tak mau tapi tak mampu. Mereka pun tak mengerti banyak soal materi yang diajarkan.
Otomatis abi belajar sendiri. Walhasil, waktu kecil abi hafal peta buta, bila diberi sebuah peta tentang negara – negara dan menyebutkan kota diseluruh dunia abi hafal. Makanya waktu kecil abi dijuluki sipeta berjalan. Lucu juga ya.
Ya abi harus banyak belajar demi ibu demi bapak dan demi keluarga serta orang – orang yang abi cintai. 3 tahun disini bila dibandingkan dengan jerih payah selama ini abi rasakan dan lakukan tidaklah berarti. Makanya abi harus kuat, ada allah disamping abi ada calon istri disisi abi yang selalu menemani hari – hari abi yang sulit disini.
Senyum mereka mahal, makanya perjuangan abi pun harus mahal. Ya biarlah kuteruskan cita – cita luhurku disini. Demi tak lagi meneteskan airmata ibu, abi rela melakukan apapun demi ibu.

Kini dan nanti aku juga mempunyai ibu mertua yang harus aku cintai seperti ibuku sendiri, aku berjanji tidak akan membeda – bedakan kasih sayang kepada 2 ibuku dan 2 ayahku.


Tak pernah sanggup aku untuk kehilangan dirimu
Engkau tetaplah di sini menemani aku
Hanya engkau yang tulus menjagaku selamanya
Tak penah menginginkan aku sakit dan terluka

Kau yang selalu menghapuskan semua 

air mataku saat aku menangis
Kau yang selalu berdoa merdu
selalu untukku

Karena hanya Bunda yang mau mengerti
Menerimaku tulus apa adanya
Tuhan sayangilah bundaku tercinta
Bahagiakanlah Bundaku
Bahagiakanlah..
Lindungilah Bundaku...

0

0 comments:

Posting Komentar

Popular Posts