Satu
waktu ibu menangis yang abi tak tahu sebabnya mengapa, itu terjadi sewaktu abi
kecil dulu, barangkali abi tidak seperti anak lain yang dengan mudahnya membeli
mainan sewaktu anak – anak dan memang abi tidak terlalu suka mainan, seperlunya
saja, kalau bisa dibuat dari bahan – bahan sederhana mengapa harus beli. Mainan
abi pun sewaktu kecil tidak jauh dari permainan tradisional. Tapi entah mengapa
waktu itu ibuku menangis.
Aku
juga bukan anak kecil yang pandai merengek untuk dibelikan sesuatu, karena
sedari kecil aku sadar aku bukanlah orang yang berada. Makanya abi pun tak
banyak tingkah. Tapi mengapa waktu itu ibuku menangis.
Namun
aku menyadari sewaktu aku terus menjalani hari – hari setelah itu, abi tahu
bahwa himpitan hiduplah yang membuat ibuku menangis. Maka mulai dari itu, aku
tidak mau membuat ibuku menangis lagi, memang bukan aku sebabnya, tapi aku tak
mau airmata ibuku tertumpah dengan gratis. Aku sadar aku harus berjuang dan
kesadaranku itu sudah kutanamkan sejak SD! Ya sejak SD aku mulai sadar, dimana
anak – anak lain bermain dengan riangnya tanpa memerdulikan masa depan sedang
aku harus segera berjuang demi masa depan.
Abi
memang suka bermain, tapi abi juga sempatkan untuk belajar, belajar dikampung
itu tidaklah mudah, buku – buku pun sulit, pinjang tetangga dan utamanya tidak
ada yang mau mengajari bukan karena tak mau tapi tak mampu. Mereka pun tak mengerti
banyak soal materi yang diajarkan.
Otomatis
abi belajar sendiri. Walhasil, waktu kecil abi hafal peta buta, bila diberi
sebuah peta tentang negara – negara dan menyebutkan kota diseluruh dunia abi
hafal. Makanya waktu kecil abi dijuluki sipeta berjalan. Lucu juga ya.
Ya
abi harus banyak belajar demi ibu demi bapak dan demi keluarga serta orang –
orang yang abi cintai. 3 tahun disini bila dibandingkan dengan jerih payah
selama ini abi rasakan dan lakukan tidaklah berarti. Makanya abi harus kuat,
ada allah disamping abi ada calon istri disisi abi yang selalu menemani hari –
hari abi yang sulit disini.
Senyum
mereka mahal, makanya perjuangan abi pun harus mahal. Ya biarlah kuteruskan
cita – cita luhurku disini. Demi tak lagi meneteskan airmata ibu, abi rela
melakukan apapun demi ibu.
Kini
dan nanti aku juga mempunyai ibu mertua yang harus aku cintai seperti ibuku
sendiri, aku berjanji tidak akan membeda – bedakan kasih sayang kepada 2 ibuku
dan 2 ayahku.
Tak
pernah sanggup aku untuk kehilangan dirimu
Engkau
tetaplah di sini menemani aku
Hanya
engkau yang tulus menjagaku selamanya
Tak
penah menginginkan aku sakit dan terluka
Kau
yang selalu menghapuskan semua
air
mataku saat aku menangis
Kau
yang selalu berdoa merdu
selalu
untukku
Karena
hanya Bunda yang mau mengerti
Menerimaku
tulus apa adanya
Tuhan
sayangilah bundaku tercinta
Bahagiakanlah
Bundaku
Bahagiakanlah..
Lindungilah
Bundaku...
0 comments:
Posting Komentar