Belasan
orang duduk tak teratur menghadap seseorang yang berdiri disudut ruangan.
Si
mas kotak – kotak tak bernama itu…
Dan
sekitarnya… ya ampuuun cowok semua!!!
Kecuali
pelayan rumah makan yang juga sedang terbengong – bengong menatapnya. Kutarik nafas
panjang… ahhhh, dasar nasib… sudah tahu kantin cowok teknik , nekat juga… Ya cueklah,
namanya juga orang lapar.
Namanya
doktor Alexis carrel, ia peraih nobel dalam bidang kedokteran tahun 1912 dan
direktur riset Rockefeller foundation, hasil penelitiannya membuktikan bahwa
berdoa bisa menjadi sumber aktivitas terbesar bagi tubuh kita, sebagai dokter
ia melihat kebiasaan berdoa bagaikan tambang radio yang menyalurkan sinar dan
melahirkan kekuatan diri.
Oh…
begitu ya bang, tanya seorang cowok sambil menggeleng – gelengkan kepalanya
diiringi decak kagum,
aku
masih terpaku dipintu.
Eh
nasinya keburu dingin, ayo kita makan…Rasulullah saja tak pernah membiarkan
makanan menunggu lho…ujar si kotak – kotak memecahkan suasana yang sesaat
hening.
Eh
iya bang, memang sudah lapar kali ini… Ujar seorang, yang tepat berada didepan
si kotak – kotak dalam dialek sumatera utara.
Tapi
jangan lupa, setiap kali kita bisa menjumpai makanan selain bersyukur kita juga
harus ingat saudara – saudara kita yang dhuafa dinegeri ini.
Wah…
tak bisa makan aku nanti bang, seru si logat sumatera tadi.
Para
tetangga terdekat kita. Si kotak – kotak tersenyum.
Jangan
sampai kita makan, mereka tak makan…
Makin
tak bisa makanlah bang. Lelaki didepan si kotak – kotak itu kebingungan
sendiri, cengengesan.
Si
kotak – kotak tertawa. Dipegangnya pundak lelaki itu akrab. Kita juga harus
makan dik, sebab Allah lebih menyukai muslim yang kuat daripada yang lemah,
kata lelaki tak bernama itu bijak. Dengan tubuh yang sehat, kemungkinan kita
menolong mereka lebih besar, bukan!
Hening
aku tercengat lagi.
Wong
cowok – cowok kantin disini biasa senangnya godain kita – kita sambil main
gitar, terus sekarang memasang mimik sedih…
Mbakkkk,,,
nasi sama semur dagingnya…teriakku dari depan pintu…
Maklum..perut
sudah melilit, eh si mbaknya asyik senyam – senyum sambil memandang si mas
kotak – kotak.
Mbakkkk,,
teriakku.
Nasi
sama semur daging.
Kontan
semua memandangku, termasuk si kotak – kotak,..
Aku
tergagap,,, masuk pelan – pelan…segera mengambil nasi bungkusku dan berlari…
Salah
sendiri masuk kadang macan,,, Weeee
Apaan
mbak???
Tanya
si pelayan kantin kukusan dengan suara keras.
Syuuuuut.
Jangan teriak gitu dong… saya Cuma mau nanya… Mas yang kemarin makan disini,
yang pakai baju kotak – kotak ungu muda itu namanya siapa?
Yang
ceramah! Yang bikin kantin saya laris??? Aku mengangguk cepat.
Waaah,
saya juga ga tahu toh mbak! Ia jarang ko makan disini…. Memangnya kenapa sih? Situ
naksir ya! Brondong ya…
Aku
menghela nafas dan segera berlalu.
Samaaa
dong mbak, kita juga naksir. Teriak si pelayan…
Saingan
nih yeeee. Aku cemberut…
Ember
tuh orang, siapa yang naksir, emangnya kita cewek apaan. Ihhh
Aku
khan Cuma penasaran…
Bayangkan!
sudah lama aku melihat si kotak – kotak itu berkeliaran, bahkan namanya saja aku
tidak tahu, wajar dong penasaran!….
0 comments:
Posting Komentar