Andai saja bahagia itu tidak bersyarat, maka bunga mawar tidak perlu berduri

Sabtu, 04 Mei 2013

[Percakapan di kantin teknik!]


Belasan orang duduk tak teratur menghadap seseorang yang berdiri disudut ruangan.
Si mas kotak – kotak tak bernama itu…
Dan sekitarnya… ya ampuuun cowok semua!!!
Kecuali pelayan rumah makan yang juga sedang terbengong – bengong menatapnya. Kutarik nafas panjang… ahhhh, dasar nasib… sudah tahu kantin cowok teknik , nekat juga… Ya cueklah, namanya juga orang lapar.
Namanya doktor Alexis carrel, ia peraih nobel dalam bidang kedokteran tahun 1912 dan direktur riset Rockefeller foundation, hasil penelitiannya membuktikan bahwa berdoa bisa menjadi sumber aktivitas terbesar bagi tubuh kita, sebagai dokter ia melihat kebiasaan berdoa bagaikan tambang radio yang menyalurkan sinar dan melahirkan kekuatan diri.
Oh… begitu ya bang, tanya seorang cowok sambil menggeleng – gelengkan kepalanya diiringi decak kagum,
aku masih terpaku dipintu.
Eh nasinya keburu dingin, ayo kita makan…Rasulullah saja tak pernah membiarkan makanan menunggu lho…ujar si kotak – kotak memecahkan suasana yang sesaat hening.
Eh iya bang, memang sudah lapar kali ini… Ujar seorang, yang tepat berada didepan si kotak – kotak dalam dialek sumatera utara.
Tapi jangan lupa, setiap kali kita bisa menjumpai makanan selain bersyukur kita juga harus ingat saudara – saudara kita yang dhuafa dinegeri ini.
Wah… tak bisa makan aku nanti bang, seru si logat sumatera tadi.
Para tetangga terdekat kita. Si kotak – kotak tersenyum.
Jangan sampai kita makan, mereka tak makan…
Makin tak bisa makanlah bang. Lelaki didepan si kotak – kotak itu kebingungan sendiri, cengengesan.
Si kotak – kotak tertawa. Dipegangnya pundak lelaki itu akrab. Kita juga harus makan dik, sebab Allah lebih menyukai muslim yang kuat daripada yang lemah, kata lelaki tak bernama itu bijak. Dengan tubuh yang sehat, kemungkinan kita menolong mereka lebih besar, bukan!
Hening aku tercengat lagi.
Wong cowok – cowok kantin disini biasa senangnya godain kita – kita sambil main gitar, terus sekarang memasang mimik sedih…
Mbakkkk,,, nasi sama semur dagingnya…teriakku dari depan pintu…
Maklum..perut sudah melilit, eh si mbaknya asyik senyam – senyum sambil memandang si mas kotak – kotak.
Mbakkkk,, teriakku.
Nasi sama semur daging.
Kontan semua memandangku, termasuk si kotak – kotak,..
Aku tergagap,,, masuk pelan – pelan…segera mengambil nasi bungkusku dan berlari…
Salah sendiri masuk kadang macan,,, Weeee
Apaan mbak???
Tanya si pelayan kantin kukusan dengan suara keras.
Syuuuuut. Jangan teriak gitu dong… saya Cuma mau nanya… Mas yang kemarin makan disini, yang pakai baju kotak – kotak ungu muda itu namanya siapa?
Yang ceramah! Yang bikin kantin saya laris??? Aku mengangguk cepat.
Waaah, saya juga ga tahu toh mbak! Ia jarang ko makan disini…. Memangnya kenapa sih? Situ naksir ya! Brondong ya…
Aku menghela nafas dan segera berlalu.
Samaaa dong mbak, kita juga naksir. Teriak si pelayan…
Saingan nih yeeee. Aku cemberut…
Ember tuh orang, siapa yang naksir, emangnya  kita cewek apaan. Ihhh
Aku khan Cuma penasaran…
Bayangkan! sudah lama aku melihat si kotak – kotak itu berkeliaran, bahkan namanya saja aku tidak tahu, wajar dong penasaran!….



0

0 comments:

Posting Komentar

Popular Posts