Mendaftar beasiswa LPDP, mengharuskan gw untuk membuat essay mengenai peran untuk bangsa. Inilah essay yang telah mengantarkan abi untuk mendapatkan beasiswa LPDP.
Terima kasih LPDP.
Hidup bagi
saya adalah sebuah pilihan, kemanapun saya melangkah maka disitulah saya
memilih, memang pilihan belum tentu benar tetapi bila suci niatnya, bila
optimis tekadnya dan bila istiqamah serta disiplin melakukannya, saya percaya
semua akan berakhir indah pada waktunya. Itulah satu pegangan hidup bagi saya
selama ini.
Menjadi anak
seorang kuli bangunan memang bukan pilihan hidup, namun saya percaya pada
Tuhan, bahwa saya dianugerahkan perjalanan hidup seperti ini agar bisa menjadi
inspirasi bagi yang lain, bahwa kita kaum pinggiran mampu dan layak untuk
berprestasi dan berkarya terlebih untuk bangsa.
Pengalaman
saya selama di Korea Selatan membuktikan bahwa jika kita memilih untuk sukses,
sejuta jalan terbentang dihadapan, tinggal bagaimana kita memilih jalan
tersebut dan seberapa kuat kita berjalan. Selama disana saya merenungkan
tentang nasib saya yang begitu luar biasa diberikan berkah, saat itu saya
berkata pada diri saya sendiri, bahwa saya harus menularkan virus - virus
inspirasi kepada siapapun dan mengabdi kepada Negara sebagai perwujudan bakti
saya kepada Negara karena selama ini saya mendapatkan beasiswa semenjak MTs
hingga perguruan tinggi, meskipun tidak secara langsung tetapi saya merasa
wajib mengabdi setelah sekian lama saya mendapatkan segala kemewahan.
Peran saya
selama ini dirasa belum ada apa – apanya. Komunitas – komunitas belajar yang
saya buat masih dirasa belum baik, saya ingin membuat sebuah wadah yang
terorganisasi dengan baik. Saya memang belum mempunyai ruang belajar atau ruang
perpustakaan untuk mereka, tetapi itu tidak lantas menyurutkan niat saya untuk
terus berkarya.
Kedepannya
saya ingin menjadi seorang pengajar, peneliti, pembina kelompok – kelompok
belajar dan terus memotivasi dan menjadi inspirasi bagi mereka yang kurang
mampu, bahwa sekarang bukan jamannya lagi masalah finansial diatas segala –
galanya, banyak cara dan jalan yang bisa diambil demi sebuah prestasi. Saya pun
telah merintis menjadi seorang dosen, tatkala saya masih berada di Korea
Selatan, disana sebuah universitas dari Indonesia hadir dalam rangka mewadahi
semangat teman – teman pekerja dalam belajar. Universitas Terbuka cabang Korea
Selatan merupakan tempat saya mengabdi selama kurang lebih satu tahun, tidak
hanya sebagai pengajar, saya juga berkesempatan menjadi teman curhat, sahabat,
dan bahkan saudara setanah air bagi mereka di perantauan.
Motivasi yang
selalu saya tanamkan pada diri sendiri dan kepada orang lain adalah sikap
jujur. Satu sikap yang murah harganya tetapi mahal pelaksanaannya. Jujur dalam
bertindak, jujur dalam berucap terlebih jujur kepada hati nurani. Betapa banyak
rakyat sengsara karena elit politik, para pemangku jabatan tidak jujur pada
dirinya dan pada jabatannya, bukankah semua itu hanya titipan dan akan
dipertanggungjawabkan seadil – adilnya di akhirat kelak?. Peran saya di dunia
akademik dan penelitian, saya ingin meneliti lagi tentang sumber – sumber
kearifan lokal asli Indonesia, dimana saya ingin meneliti potensi tumbuhan
Indonesia yang dikaitkan dengan penelitian saya berkenaan dengan biosensor
alami pendeteksian penyakit. Kemudian, saya ingin terus mengembangkan komunitas
– komunitas belajar baik yang sudah berjalan maupun akan dibentuk nantinya
setelah saya menyelesaikan studi lanjut. Keinginan saya hanya satu, saya ingin
diamanahkan menelurkan generasi – generasi bangsa yang jujur, sakit hati
rasanya melihat para pemangku jabatan melakukan korupsi untuk kepentingan
pribadi disaat rakyat ada yang masih memikirkan esok harus makan apa.
Masyarakat
sehat, ekonomi akan sejahtera. Itulah moto penelitian saya yang terus saya
gaungkan pada diri saya, bahwa penelitian saya akan berdampak pada orang
banyak. Saya juga ingin menelurkan calon – calon peneliti handal yang nantinya
akan berkiprah untuk bangsa atau bahkan dunia. Sebagaimana kita ketahui, dunia
penelitian Indonesia terus menggeliat dan menampakan taringnya di dunia. Keoptimisan
terus selalu dijaga meskipun keterbatasan masih menghantui. Daya kreativitas
terus selalu dipupuk, sehingga memunculkan ide – ide baru yang lebih baik.
Hidup adalah
memilih, memilih untuk menjadi baik atau buruk semua ada konsekuensinya, betapa
mahal harganya memilih yang baik dan betapa rendahnya memilih keburukan, namun
entah mengapa keburukan masih menang pada bangsa ini. Saatnya kita bergerak
pada jalan kebaikan, dan saya berharap disitulah saya berjalan dengan tidak
goyahnya. Doaku semoga, aku tak terlambat memberi yang
terbaik dari hidupku[1]
[1] Nasyid Doaku – ali sastra
saya ingin bertanya beasiswa untuk dalam negeri dengan TOEFL ITP 500 dapat digantikan dengan yang setara seperti AcEPT 268?
BalasHapusterima kasih