Andai saja bahagia itu tidak bersyarat, maka bunga mawar tidak perlu berduri

Senin, 04 November 2013

Perjalanan LPDP: Peranku Bagi Indonesia

Mendaftar beasiswa LPDP, mengharuskan gw untuk membuat essay mengenai peran untuk bangsa. Inilah essay yang telah mengantarkan abi untuk mendapatkan beasiswa LPDP.
Terima kasih LPDP.

“Potret Prestasi Anak Pinggiran, Inspirasi Bagi Mereka yang Mau Memilih”



Hidup bagi saya adalah sebuah pilihan, kemanapun saya melangkah maka disitulah saya memilih, memang pilihan belum tentu benar tetapi bila suci niatnya, bila optimis tekadnya dan bila istiqamah serta disiplin melakukannya, saya percaya semua akan berakhir indah pada waktunya. Itulah satu pegangan hidup bagi saya selama ini.
Menjadi anak seorang kuli bangunan memang bukan pilihan hidup, namun saya percaya pada Tuhan, bahwa saya dianugerahkan perjalanan hidup seperti ini agar bisa menjadi inspirasi bagi yang lain, bahwa kita kaum pinggiran mampu dan layak untuk berprestasi dan berkarya terlebih untuk bangsa.
Pengalaman saya selama di Korea Selatan membuktikan bahwa jika kita memilih untuk sukses, sejuta jalan terbentang dihadapan, tinggal bagaimana kita memilih jalan tersebut dan seberapa kuat kita berjalan. Selama disana saya merenungkan tentang nasib saya yang begitu luar biasa diberikan berkah, saat itu saya berkata pada diri saya sendiri, bahwa saya harus menularkan virus - virus inspirasi kepada siapapun dan mengabdi kepada Negara sebagai perwujudan bakti saya kepada Negara karena selama ini saya mendapatkan beasiswa semenjak MTs hingga perguruan tinggi, meskipun tidak secara langsung tetapi saya merasa wajib mengabdi setelah sekian lama saya mendapatkan segala kemewahan.
Peran saya selama ini dirasa belum ada apa – apanya. Komunitas – komunitas belajar yang saya buat masih dirasa belum baik, saya ingin membuat sebuah wadah yang terorganisasi dengan baik. Saya memang belum mempunyai ruang belajar atau ruang perpustakaan untuk mereka, tetapi itu tidak lantas menyurutkan niat saya untuk terus berkarya.
Kedepannya saya ingin menjadi seorang pengajar, peneliti, pembina kelompok – kelompok belajar dan terus memotivasi dan menjadi inspirasi bagi mereka yang kurang mampu, bahwa sekarang bukan jamannya lagi masalah finansial diatas segala – galanya, banyak cara dan jalan yang bisa diambil demi sebuah prestasi. Saya pun telah merintis menjadi seorang dosen, tatkala saya masih berada di Korea Selatan, disana sebuah universitas dari Indonesia hadir dalam rangka mewadahi semangat teman – teman pekerja dalam belajar. Universitas Terbuka cabang Korea Selatan merupakan tempat saya mengabdi selama kurang lebih satu tahun, tidak hanya sebagai pengajar, saya juga berkesempatan menjadi teman curhat, sahabat, dan bahkan saudara setanah air bagi mereka di perantauan.
Motivasi yang selalu saya tanamkan pada diri sendiri dan kepada orang lain adalah sikap jujur. Satu sikap yang murah harganya tetapi mahal pelaksanaannya. Jujur dalam bertindak, jujur dalam berucap terlebih jujur kepada hati nurani. Betapa banyak rakyat sengsara karena elit politik, para pemangku jabatan tidak jujur pada dirinya dan pada jabatannya, bukankah semua itu hanya titipan dan akan dipertanggungjawabkan seadil – adilnya di akhirat kelak?. Peran saya di dunia akademik dan penelitian, saya ingin meneliti lagi tentang sumber – sumber kearifan lokal asli Indonesia, dimana saya ingin meneliti potensi tumbuhan Indonesia yang dikaitkan dengan penelitian saya berkenaan dengan biosensor alami pendeteksian penyakit. Kemudian, saya ingin terus mengembangkan komunitas – komunitas belajar baik yang sudah berjalan maupun akan dibentuk nantinya setelah saya menyelesaikan studi lanjut. Keinginan saya hanya satu, saya ingin diamanahkan menelurkan generasi – generasi bangsa yang jujur, sakit hati rasanya melihat para pemangku jabatan melakukan korupsi untuk kepentingan pribadi disaat rakyat ada yang masih memikirkan esok harus makan apa.
Masyarakat sehat, ekonomi akan sejahtera. Itulah moto penelitian saya yang terus saya gaungkan pada diri saya, bahwa penelitian saya akan berdampak pada orang banyak. Saya juga ingin menelurkan calon – calon peneliti handal yang nantinya akan berkiprah untuk bangsa atau bahkan dunia. Sebagaimana kita ketahui, dunia penelitian Indonesia terus menggeliat dan menampakan taringnya di dunia. Keoptimisan terus selalu dijaga meskipun keterbatasan masih menghantui. Daya kreativitas terus selalu dipupuk, sehingga memunculkan ide – ide baru yang lebih baik.
Hidup adalah memilih, memilih untuk menjadi baik atau buruk semua ada konsekuensinya, betapa mahal harganya memilih yang baik dan betapa rendahnya memilih keburukan, namun entah mengapa keburukan masih menang pada bangsa ini. Saatnya kita bergerak pada jalan kebaikan, dan saya berharap disitulah saya berjalan dengan tidak goyahnya. Doaku semoga, aku tak terlambat memberi yang terbaik dari hidupku[1]

[1] Nasyid Doaku – ali sastra
1

1 komentar:

  1. saya ingin bertanya beasiswa untuk dalam negeri dengan TOEFL ITP 500 dapat digantikan dengan yang setara seperti AcEPT 268?
    terima kasih

    BalasHapus

Popular Posts