Inilah essay sukses terbesar dalam hidupku yang kupersembahkan untuk LPDP. Sejatinya abi sedang merajut sukses terbesar dan sedang membangun pondasi dan terus membangunnya hingga tercapai.
“DALAM RUMUS
FISIKA, PERJALANAN HIDUP KURANGKUMKAN”
Selama ini,
saya meminjam rumus Fisika, untuk menuangkan konsep hidup
W = F. s cos θ
Dimana,
W = Usaha untuk bertahan
hidup
F = Tenaga untuk bertahan
hidup
s = Jarak hidup
Selama saya masih
percaya pada Tuhan, selama itu pula rahasia umur dan rintangan hidup akan menjadi
rahasia selamanya. Tinggallah tenaga yang saya punyai dalam usaha bertahan hidup
dan nilai F itulah yang selama ini terus saya jaga. Saya dilahirkan dari keluarga
kelas bawah, pastinya saya memahami betul, bahwa saya diberikan nilai cos θ yang lebih besar dari lainnya tetapi itu tidak
menyurutkan saya untuk terus berjalan. Semenjak kecil, saya bertekad untuk mengentaskan
kemiskinan dengan jalan pendidikan karena saya masih ingat betul, saat kesulitan
menjawab PR dari sekolah tidak ada tempat untuk bertanya. Ada dua sebab mengapa
demikian, satu karena tidak banyak teman saya yang beruntung untuk sekolah,
lainnya karena meskipun ada yang bersekolah, mereka tidak begitu memahami
pelajaran. Dari situlah saya bertekad untuk mengabdikan diri saya sebagai tempat
bertanya bagi mereka yang kesulitan dalam memahami atau menjawab pertanyaan –
pertanyaan di kelas. Untuk menjadikan misi saya itu terwujud, hanya satu jawabannya,
saya harus lebih pintar dan tidak pernah bosan untuk belajar.
Saya
masih ingat perkataan professor yang membimbing saya sewaktu mengadakan kursus
di Korea Selatan, beliau bertanya kepada saya:
Prof: Apa yang paling penting yang harus dimiliki
oleh seorang pelajar?
Saya: Ilmu pengetahuan
Prof: Bukan.
Saya: Pencapaian akademik?
Prof: Itu juga bukan.
Saya: Cinta ilmu
Prof: Bukan.
Prof: Ilmu pengetahuan, pencapaian serta cinta memang
harus dimiliki oleh seorang pelajar. Tapi ada yang lebih penting lagi
dari itu semua.
Saya: Apakah itu?
Prof: Menahan rasa sakit.
Saya
sempat terperanjat, ketika jawaban itu terlontar dari pembimbing saya, namun dengan
berjalannya waktu saya yakin saya mengetahui apa makna tersirat dari jawabannya.
Menahan sakit hati karena omelan, menahan sakit kepala saat – saat di kelas, terjatuh
– jatuh mengejar bis sekolah atau menahan sakit sendirian saat jauh dari orang
tua dan lain sebagainya. Saya pun pernah membaca kutipan Imam Syafi’i yang
mengatakan: Jika kamu tidak tahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung
perihnya kebodohan.
Berbicara
mengenai prestasi, bagi saya prestasi terbesar adalah ketika bisa membuat perpustakaan
dan mengajarkan berbagai ilmu kepada anak – anak, minimal di kampung saya,
memang itu belum sepenuhnya terwujud tetapi asa itu tetap melayang, berada 5 cm
dari mata. Yang bisa saya lakukan sekarang ini adalah membagi ilmu yang saya punya
kepada peserta didik. Saya membuka kursus pintar Matematika dan Bahasa Inggris
di kampung dan bergerilya setiap akhir pekan kepelosok – pelosok kampung untuk sekadar
mengajarkan ilmu pada mereka. Itu saya lakukan hingga saat ini.
Prestasi
akademik bukanlah hal yang patut dibanggakan. Kebanggaan bagi saya adalah apabila
orang tua tersenyum dihadapan saya dan berkata: kami bangga menjadi orangtuamu!.
Sewaktu bersekolah di MTs, saya sudah diikutsertakan oleh pihak sekolah untuk mewakili
sekolah dalam pelbagai olimpiade baik tingkat daerah maupun nasional. Beberapa
kali memenangkan kompetisi MIPA atau olimpiade Matematika. Dari situ saya mendapatkan
beasiswa, sehingga tidak lagi membayar uang SPP sekolah beserta uang lainnya. Prestasi
itu terus dipelihara hingga akhirnya saya lolos untuk bersekolah di SMA favorit:
SMA International Islamic Boarding School dengan beasiswa penuh di program
akselerasi. Salah satu yang saya ambil hikmahnya dari bersekolah disana adalah mengenal
tabiat teman senusantara, karena hampir seluruh perwakilan putra daerah dari
seluruh provinsi bersekolah disana.
Memasuki
dunia perkuliahan, prestasi itu terus dijaga hingga akhirnya saya memenangkan juara
olimpiade Kimia ONMIPA yang diadakan oleh DIKTI untuk tingkat daerah dua kali
berturut – turut, kemudian juga mewakili kampus dalam Program Kreativitas Mahasiswa
bidang Penelitian (PKMP) dua tahun berturut
–turut dalam bidang biodiesel dan bioplastik. Pada akhirnya saya ditawarkan untuk
bekerja sebagai pembantu peneliti di BPPT – PUSPIPTEK pada bidang bioenergi &
katalis. Selama kurang lebih dua tahun sebagai peneliti, saya memutuskan untuk mencoba
peruntungan ke Korea Selatan, mengajukan diri sebagai peserta non-degree course di Sungkyunkwan
University, Korea Selatan. Sungkyunkwan University merupakan salah satu universitas
terbaik di Korea Selatan. Menawarkan kursus singkat kepada mahasiswa S1 yang
telah lulus untuk merasakan dunia penelitian disana sekaligus mengenal budaya
Korea. Saya tinggal di kota Suwon selama
satu tahun dan menghabiskan waktu disana untuk meneliti dengan penelitian senyawa
organik.
Pengalaman
di negeri orang membuat saya sadar, betapa hidup tidak boleh digantungkan kepada
siapapun, hanya kepada Allah-lah saya memasrahkan diri. Hidup jauh dari orang
tua selama itu demi sebuah pengalaman pribadi serta kepuasan intelektual, membuat
saya lebih siap menjalani hidup kedepannya. Tak hanya itu, saya pun
berkesempatan untuk melakukan kursus kembali di Ajou University dalam bidang rekayasa
protein selama lima bulan. Sekali lagi sukses terbesar bukanlah prestasi akademik,
saya ingin mengejar prestasi sosial. Saya ingin membangun perpustakaan dimana –
mana dan mengispirasi bahwa meraih prestasi itu murah harganya.
salam kenal kak,
BalasHapussekarang sy sedang menempuh kuliah s2 semester 1. sy ingin bertanya seputar beasiswa lpdp ini, apakah beasiswa ini bisa bersifat on going? jadi maksudnya sy bisa mengikuti seleksinya di tengah perkuliahan sy.
untuk waktu seleksi beasiswa apakah hanya sekali setahun atau dibuka beberapa kali dalam setahun?
terima kasih :)
salam,
Wanda